Belajar dari Ramadhan Kemarin

Ramadhan telah berlalu. Banyaaaaak hal yang terjadi sebulan ini. Ada seneng, sedih, kejutan-kejutan yang kami lalui. Dan bagiku, ramadhan kali ini terasa sangat luar biasa. Pertama kalinya mengajari Aca puasa bersama, sholat yang 'agak tertib', kebiasaan ngabuburit dan kehebohan setiap dengar 'sirine' dari musholla terdekat, hmm..semoga akan jadi kenangan tersendiri bagi Aca kelak. Ini dia reviewnya :

1. Buku kegiatan ramadhannya Aca. Jujur, isinya cuma penuh ketika minggu pertama puasa aja. Saat aku masih semangat banget dengan suasana ramadhan. Aca juga masih mudah dibujuk untuk mau nahan lapar dan haus, atau diajak mengaji. Tapiiii, makin lama makin beraat. Hasilnya, tiap hari paling hanya ada satu satu dua bintang yang tertempel. Totally salahku, saat pekerjaan juga makin banyak, otomatis waktu untuk mendampingi Aca juga berkurang, jadi ya gitu deh. Tidak maksimal semuanya. Begitu juga dengan sholat dan mengajinya. Tidak bisa setiap hari, walaupun sudah pontang-panting usahaku.
Pelajaran : Penting untuk mempersiapkan sejak jauh hari sebelum ramadhan dimulai. Apa saja yang mesti disiapkan, pembicaraan-pembicaraan seputar ramadhan, kegembiraan menjelang-selama-dan sesudah ramadhan, list kegiatan yang akan disukai anak-anak. Beberapa kali aku sering ngintip di akun instagram ibu-ibu muda yang Subhanallah keren dan kreatif banget membuat anak-anak mereka have fun selama ramadhan dengan membuat aneka craft dan kegiatan seru seputar Islam. Jadi malu sendiri, aku tidak ada apa-apanya sama sekali. Bahkan ada-ada saja alasanku setiap punya ide baru untuk dikerjakan bersama Aca tapi akhirnya tidak jadi.

2. Time management. Sejak lama aku punya masalah dengan hal ini. Suka menunda-nunda pekerjaan, lalu gedebukan ketika deadline sudah di depan mata. Dan sepertinya penyakit ini semakin parah ketika bulan puasa tiba. Gak tahu kenapa, badan makin cepat lelah dibanding hari-hari biasa. Lebih mudah ngantuk dan susah bangun. Dan itu berimbas kepada jadwal ngaji dan belajarnya Aca, jadwal tilawahku sendiri, dan hasilnya sering uring-uringan seperti ketika saatnya  play n learn sama Aca tapi belum siap materinya.
Pelajaran : Penting untuk membuat jadwal dan MENEPATI jadwal tersebut. Kadang alasan-alasan yang ada itu benar-benar cuma alasan. Maksudku pembelaan diri karena kita aja yang males, kita aja yang tidak mau lebih keras berusaha, kita aja yang terlalu cepat menyerah. Jadi, ke depan harus lebih baik yaa.

3. Target dan usaha yang rasional dan seimbang. Sebenarnya dari awal aku juga tidak punya target muluk-muluk selama ramadhan ini untuk Aca. Namanya juga masih belajar. Tapi  memang agak senewen juga karena makin lama bintangnya Aca makin sedikit. Mau dimarahi juga percuma, anaknya aja tenang tentram kok hahaha...
Pelajaran : Target yang rasional juga penting lho. Tapi jadinya keterlaluan kalau aku cuma masang target aja kalau tidak melakukan sesuatu yang cukup worth it untuk target itu. Misalnya, untuk belajar puasa. Dari awal kesepakatannya adalah Aca boleh makan atau minum setiap jam sahur, 9, 12, 15 dan waktu berbuka. Tapi setiap Aca merengek minta minum di luar jam-jam itu, mestinya aku juga berusaha ekstra keras untuk mengalihkan perhatiannya biar tidak fokus pada rengekannya. Nyatanya kan enggak, baru nangis sebentar aja sudah tidak tega dan dibolehin makan minum. Kapan belajarnya kalau begitu?

Tapi diatas semua itu, ramadhan kali ini amazing banget. Story telling, ngabuburit di taman, finger puppets, macam-macam craft ramadhan, semuanya menyenangkan dan tak terlupakan. Aca juga lebih banyak bicaranya, lebih banyak kosakata yang bisa dia ucapkan, lebih memahami ramadhan dibanding tahun kemarin.

Bagiku sendiri, ramadhan kali ini istimewa. Jadi belajar banyak hal. Seperti belajar tentang kesederhanaan. Bisa dibilang ramadhan kali ini sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kami sering makan untuk buka dan sahur dengan hidangan seadanya. Seperti makan biasa, tidak heboh seperti tahun-tahun lalu. Tidak banyak jajan, tidak banyak beli makanan, dan menikmatinya. Belajar berbagi, belajar bekerja dan ibadah sepenuh hati. Belajar untuk tidak (terlalu banyak ) mengeluh lagi.
Juga tentang bagaimana menjadi lebih dekat denganNya. Melewati malam-malam mengaji dan sujud di kesendirian. Indah. Juga bersyukur atas segala apa yang sudah dipunya, tidak terus berambisi untuk apa yang belum ada. Ingin sekali lebih mencintaiNya setelah ini dan seterusnya.

Doaku, semoga tahun depan masih bisa ketemu Ramadhan lagi. Biar bisa mempersiapkan, menyambut dan bersama Ramadhan dengan lebih baik lagi. Untukku, Aca, kita semua. Amiiin..

Eh iya, kami mengucapkan :

"Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Batin"




Post a Comment

0 Comments